Harga Emas Naik Turun, Apa Penyebabnya?
Selain banyak diminati untuk dipakai sebagai perhiasan demi mempercantik atau menunjang penampilan, jenis logam mulia ini dianggap sebagai instumen investasi yang aman atau risk free. Emas memiliki nilai yang stabil, bahkan cenderung naik sekalipun kondisi ekonomi sedang bergejolak.
Emas dapat dijadikan sebuah simpanan untuk mengamankan kekayaan seseorang sehingga dapat menikmati masa tua dengan lebih nyaman. Lewat investasi yang tepat, Anda dapat mencapai tujuan keuangan lainnya pada masa mendatang dan membangun kekayaan jangka panjang.
Emas adalah jenis logam mulia yang bersifat lunak dan mudah ditempa. Beratnya tergantung pada kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Selain besaran beratnya, kadar karat emas juga menjadi penentu harga emas.
Kadar karat emas adalah pengukuran yang bertujuan untuk menentukan tingkat keaslian perhiasan maupun logam mulia, semakin besar kadarnya artinya semakin besar tingkat kemurnian emas tersebut. Kadar emas murni adalah 24 karat, artinya setiap karat dari emas mengandung 1/24 dari keseluruhan.
Dari waktu ke waktu pergerakan harga emas sangatlah dinamis. Umumnya, harga emas akan terus mengalami kenaikan jika disimpan dalam jangka waktu yang lama. Perubahan harga emas naik maupun turun terjadi karena berbagai faktor. Berikut beberapa faktor penyebab perubahan harga emas:
1. Permintaan dan Penawaran Emas
Konsep dasar dalam ekonomi mengenai permintaan dan penawaran juga berlaku pada emas. Saat permintaan emas sangat tinggi sedangkan ketersediaan emas tidak memadai, maka akan terjadi kenaikan harga.
Pun sebaliknya, jika permintaan rendah sedangkan ketersediaan emas melimpah maka akan terjadi penuruan harga. Menariknya saat ini ketersediaan emas dunia cukup terbatas, emas yang beredar saat ini selain berasal dari hasil pertambangan juga terdapat emas hasil daur ulang.
2. Inflasi
Saat harga barang-barang naik atau terjadi inflasi, maka akan berdampak pada perubahan harga emas. Semakin tinggi inflasi, maka akan semakin mahal harga emas.
Hal tersebut terjadi karena masyarakat enggan menyimpan aset dalam bentuk uang dan lebih memilih emas sebagai investasi dengan nilai yang stabil, daripada uang yang mudah kehilangan nilainya. Dengan begitu permintaan emas meningkat, sehingga harga emas menjadi naik.
3. Situasi Politik dan Ekonomi Global
Banyak ketidakpastian kondisi global yang terjadi dari mulai politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang. Hal-hal tersebut dapat menjadi pemicu naik dan turunya harga emas. Pada kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil atau kacau, harga emas akan melonjak tajam (naik).
Contohnya saat terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Yang mana situasi tersebut membuat banyak investor mengamankan asetnya dengan emas, hal tersebut tentu akan membuat harga emas menjadi naik akibat banyaknya permintaan.
Setelah kondisi politik dan ekonomi stabil dan emas mengalami penuruan peminat, maka harga emas akan kembali turun. Karena saat situasi telah kembali stabil, investor dapat memilih opsi investasi yang lainnya (berburu aset-aset berisiko).
Emas menjadi salah satu instrumen invesatasi yang minim risiko karena nilainya akan tetap terjaga sekalipun terjadi inflasi atau deflasi, nilai emas tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang, dan permintaan akan emas tidak berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas.
4. Kebijakan Moneter
Bank sentral Amerika Serikat (Federal System) atau yang lebih dikenal dengan istilah The Fed menjadi faktor yang memengaruhi pergerakan harga emas. Kebijakan moneter yang diambil oleh The Fed mengenai suku buka akan membuat harga emas berubah.
Jika The Fed menurunkan suku buka, maka harga emas berpotensi mengalami kenaikan. Karena dolar menjadi tidak menarik sehingga para investor lebih memilih untuk menginvetasikan uangnya dalam bentuk emas.
5. Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat
Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat ke dalam mata uang rupiah. Dengan demikian harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Dan, apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat maka harga emas lokal cenderung turun.
Harga emas dunia yang sering digunakan di pasar adalah harga emas tetap (gold fix) dan harga emas spot (spot price). Gold Fix ditentukan oleh London Bullion Market Association (LBMA) setiap hari pada pukul 10.30 GMT (London Gold AM Fix) dan juga pukul 15.00 GMT (London Gold PM Fix) yang berlokasi di London sebagai bursa sebagian besar perdagangan emas dunia.
London Bullion Market Association (LBMA) merupakan asosiasi perdagangan yang meliputi lebih dari 100 bank terbesar di dunia, lembaga keuangan, dan stakeholder logam mulia. Lembaga ini bertugas mendefinisikan standar emas dan perak, menentukan bagaimana praktik perdagangan yang baik, dan menentukan standar dokumentasi. Dimana hal itu berperan penting dalam penentuan harga emas.
Gold Fix ini menjadi pedoman Spot Price ̶ digunakan untuk menentukan harga emas secara realtime. Spot Price biasanya digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga di toko emas atau penjual emas lokal. Pasar Spot menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat dan menggunakan satuan troy ounce (t oz).
Sehingga untuk mengetahui perkiraan harga emas dengan mata uang rupiah dan satuan gram, Anda perlu mengubah satuan beratnya, kemudian mengkonversi harganya ke dalam mata uang rupiah.
Lakukan investasi secara bijak, yakni dengan menyesuaikan kemampuan yang Anda miliki. Pilih jenis investasi yang memiliki risiko paling kecil dan stabil, contohnya dengan membeli emas.
Demikian informasi mengenai Penyebab Naik dan Turunnya Harga Emas, serta beberapa informasi pendukung lainnya. Kami harap artikel ini dapat bermanfaat dan memberikan sebaik-baiknya informasi yang Anda butuhkan. Terima kasih.